Minggu, 12 Oktober 2014

what I got tonight

Diposting oleh Unknown di 07.14 0 komentar
tonight, I can't even close my eyes. I got my insomnia as always. so I log in to my muzy account and go edit everything.
this is everything I feel at almost a year. I open up myself for those guy but he doesn't even want me like a 'who do you think you are?'
it hurts me, fyi. everything you said about me was totally wrong. I'm definitely not your version of me. I'm not that wrong. and you're not that right.
even you don't want me, please don't push me away. I'm tired of this pathethic thing.





Minggu, 21 September 2014

HELLO BLOG!

Diposting oleh Unknown di 01.56 0 komentar
hello blog, long time no see!
yaps, gara-gara sibuk belajar nih (bohong banget) jadi lupa kalo masih punya blog. (aku-sungguh-sungguh-belajar-ciah)
YEPS, aku udah nggak buka blog sejaaakk... sejaaakkk
oh, iya sejak jam efektif kelas 11 mulai diberlakukan. bayangin aja, jam sekolah jadi semacam jam perbudakan. tiap minggu banyak aja ulangan. kalo PR jangan ditanya, tiap hari, ada mungkin 3 PR lebih. kecuali hari jumat, karena pelajarannya cuman olahraga sama biologi, hehe.
oke, oke, karena aku lupa aku mau curhat apa (because of this lemot connection) jadi aku cuman say hi aja sama blog.
HI MY BLOG!
AND GOOD BYE! xoxo
(because of aku kepingin mampang di blogger yeay!)

Sabtu, 09 Agustus 2014

Lintas Minat 2014

Diposting oleh Unknown di 20.47 0 komentar
barusaaan kemarin, aku dibagiin jadwal baru buat menggantikan jadwal sementara buat seminggu kemarin.
hari sabtu kemarin itu, hari dimana aku udah menerima jam 15.30 tepat sebagai jam pulangku (khusus hari senin selasa). hari sabtu kemarin itu, hari dimana aku udah menerima kalo waktu buat say hello sama mata pelajaran MIPA bakal lebih banyak. hari sabtu kemarin itu, hari dimana aku udah mulai ikhlas jadi anak MIA6 yang kadang terbelakang dibanding kelas MIA lain. hari sabtu kemarin itu, hari dimana aku udah menerima kalo nggak ada jam lintas minat (gudbay sosiologi dan bahasa inggris yang teramat-sangat-aku-cintai-!). hari sabtu kemarin itu, hari dimana aku udah menerima semuanya sebagai anak kelas 11. sungguh.
tapi, seperti cerita sinetron kampungan yang jalan ceritanya suka berubah sesuai rating, bencana terjadi ketika pembagian jadwal baru.
dan masih sama seperti jalan cerita sinetron norak bin kampungan, I got two news : good, and bad.
kabar baiknya, lintas minat digalakkan lagi. (walau cuma satu mata pelajaran.)
dan kabar buruknya, (yang juga menelan habis kabar baik) adalah, lintas minatnya bisa jadi nggak sesuai minat kita.
OH GGGGOOOOODDDD! CEMPLUNGIN SAYA KE RAWA! BUNUH SAYA AJAAAA!
(oke, itu tadi sarkastis.)
jadi ceritanya gini. tiap kelas, mendapat satu lintas minat yang sama. catatan : nggak peduli ada 38 otak di tiap kelas yang berpikir secara berbeda dan mempunyai minat yang jelas beda.
mungkin, ya, mungkin. para guru berpikir baik terhadap kita semua anak korban ketidakjelasan kurikulum 2013. mungkin, tapi saya nggak memahami gagasan tentang menyamaratakan-lintas-minat-pada-tiap-siswa. maaf, bu, pak. saya nggak paham apa yang anda sekalian pikirkan terhadap kami. mungkinkan bapak dan ibu berpikir untuk menambah volume otak kami yang menciut karena kecanggihan teknologi dan fast food dengan cara menambah jam pelajaran yang beraneka ragam. jelas saya tidak mengerti.
dan hal paling pahit dari cobaan nan tak tertangguhkan itu adalah, dengan sangat berat hati, kelas MIA6 mendapat lintas minat : jeng, jeng, jeng! EKONOMI.
astagaaaa, itu bencana diatas segala bencana. jelas sekali dari menginjakkan kaki di kelas 7 SMP sampe sekarang, aku benci mati ekonomi. nggak peduli gurunya seramah dan sebaik apapun, tapi yang namanya selera dan minat itu hal nomer satu yang paling tidak bisa dipaksakan di dunia. oh God!
dan-sampe-detik-ini-saya-masih-berusaha-bangun-dari-mimpi-buruk-yang-teramat-fatal-ini.
oh ya, satu cerita lagi, waktu MOS dulu, ada guru (aku lupa siapa) yang meyakinkan kita semua untuk memilih jurusan yang disuka. dan beliau ngasih kabar, intinya gini :
"yang memilih jurusan IPS (sekarang IIS) kalo orangtuanya menghendaki kalian jadi dokter, jangan kuatir. kalian bisa memilih lintas minat seperti Biologi, dan kalian tetap belajar ilmu sosial."
nah, lucunya, kalo sekarang lintas minat aja udah ditentukan (hal yang saya masih tak habis pikir), mungkin aja ada anak IPS yang ingin jadi dokter, tapi kebagian lintas minat Bahasa Indonesia. kasihan kan, (kasusnya sama banget kayak aku) terus siapa yang menanggung kelangsungan masa depan mereka?

toodles,
yang masih meragukan keberadaan lintas minat pemaksaan.

Firdinny Nurun Hapsari/14/XI MIA 6
xoxo.

Sabtu, 26 Juli 2014

kenangan XS-VEKTOR : setahun

Diposting oleh Unknown di 06.08 2 komentar
(haha, I don't know why, but I jst wanna post something about my old class (but very missed too :p) again and again)
hah, 1 tahun jelas bukan waktu yang singkat.
apalagi untuk suatu pertemuan yang bisa saja, mungkin, memiliki andil besar untuk masa depanmu.
apalagi, ini 1 tahun sarat tentang pertemanan.
(tiba-tiba jadi puitis)
setahun bersama kalian itu sama halnya dengan
setahun penuh tawa.
setahun penuh kegembiraan.
setahun penuh suka duka.
setahun coretan di masa putih abu-abu kita (bisa jadi :p)
setahun dengan 'high school stuff' kita.
yang jelas, setahun bersama kalian tak akan bisa terlupakan begitu saja.
setahun bersama kalian, tentu saja banyak hal yang terlewat.
BANYAK sekali hal, yang menurutku, it just a little thing.
but now I realized it was a BIG THINGS.
dan belum tentu setiap waktu kita bisa mendapatkan that-big-things-about-friendship.
by the way, ingatkah kalian tentang satu-tahun-penuh-warna kita?
saat pertama kali kita bertemu?
momen buber kelas yang menyatukan kita?
saat acara 17 agustus yang serba-buzz?
momen awkward yang akhirnya membuat kita saling kerja sama?
saat acara social skill tahunan dan sedikit tragedi jaket kelas?
momen sengit kelas yang justru mendekatkan kita?
saat banyak momen momen terlewat begitu saja seperti sepihan dalam hidup kita yang tak penting.
dan setelah sejauh ini baru kita menyadari. it wasn't nothing.
ingat saat kita mengerahkan seluruh keringan untuk tugas-drama-bahasa-jawa that I REALLY LOVE? :p
ingat saat kita bersusah susah ria mencari talent yang pas buat lomba HUT 33rd SMANBA yang menjengkelkan karena berdampingan dengan KBM? (haha, itu juga berkesan banget buat aku wkwk)
ingat ketika kita membuat mading yang stunning, gorgeous, flawless, etc etc sampe maghrib yang bisa dibilang melelahkan dan menjengkelkan? :p
ingat saat kita melewati ritual tahunan bernama UTS, UAS, dan UKK?
disaat kita tahu mana yang teman dan mana yang sekedar teman dalam kekompakan wkwk :p
ingat saat datang cobaan bertubi-tubi bernama MOP?
kita sungguh-sungguh merelakan waktu dan tenaga selama 3 hari dan selalu pulang malaaaaam sekali demi menyemarakkan acara tsb. sampe-sampe kita nggak sempet say hello sama ulangan harian matematika wajib wkwk.
ingat saat we had 10 menitan's marathon, ketika tiap minggu harus mantengin buku fisika dan tiap senin ada perdebatan sengit antar hati dan otak? wkwk
ingat saat kita mulai merencanakan rekreasi kelas, dimana saat itu jadi kontroversi (itu merupakan sebuah perundingan tanpa akhir :p) dan banyak yang nggak ikut, tapi akhirnya panitia bisa meminimalisir anggota yang nggak ikut :p ( I owe many thanks to irsyad dan david, panitia rekreasi kelas yang udah direpotin sama anak-anak yang mau sendiri wkwk)
ingat setiap pembicaraan kita di grup kelas yang nggak pernah bisa lolos sensor karena terlalu kacau itu? wkwk
ingat pertemuan terakhir kita saat buber baru-baru ini? dimana kita berasa kayak jadi kelas 10 lagi walau kita udah kelas 11 dan misah :(
aku ingat semua itu, fellas.
aku ingat semua kenangan-kenangan saat kita bersama dan ketawa gak jelas.
saat kita masih alay dan foto-foto mulu di kelas.
saat semuanya benar ketika kita barengan.
I know I have thanked many times to you all.
but I can't stop to say 'thank you'
THANK YOU GUYS!
kalian sekelompok makhluk era globalisasi pertama yang membuatku nggak setuju sama gagasan 'acakan kelas'!
kalian semua makhluk yang hidup di era selfish tapi kalian enggak lo-lo-gue-gue seperti anak SMA lainnya. KALIAN GOKIL, SUKA NGEBULLY, TAPI SUKA MENOLONG *huek*
WALAU KITA MISAH INGET AKU YA, FIRDINNY NURUN HAPSARI ABSEN 12!
I LOVE YOU ALL TO DEATH!
I LOVE YOU ALL TO THE MOON AND BACK!

salam sayang selamanya,

Firdinny Nurun Hapsari xoxo


Senin, 14 Juli 2014

Kenaikan Kelas.

Diposting oleh Unknown di 00.04 0 komentar
baru aja tadi, di hari yang sama, akhirnya, kita tau kita bakal ditempatkan di kelas yang mana. gosh, finally! nunggu dari hari sabtu itu berasa kayak nungguin jerawat setengah pecah. (walaupun aku nggak tau gimana rasanya nungguin jerawat pecah sih ._.)
and then, meskipun aku udah berdoa everytime everywhere etc etc. teteeeeup aja kelasnya diacak. padahal udah kerasan banget sama anak MIA 5 yang rame+kompak+alay+ngeselin. tapi, yah. life must goes on. kalo kelas kita diacak, ya harus dijalanin. ya nggak sih?
akhirnya setelah ngeliatin absen baru di depan kelas, aku tau kalo aku ditempatin di XI MIA 6. it's ok sih ditempatin di kelas mana aja. yang bikin amaze itu, cuman kelasku, yang anaknya pada blangsak semua. tipe tipe anak rame dan susah dipaksa. dan anak X MIA 5 yang masuk XI MIA 6 itu ada 11 orang (itu jumlah terbanyak -_-) dan suka belingsatan semua. cuma satu anak aja yang pendiam. diajak ngomong jawabnya cuma iya-enggak. kasihan, kayaknya dia kesasar masuk XI MIA 6, hehe.
dan waktu aku keliling lihat kelas lain. gila aja sebagian besar kelas MIA1-5 diisi anak-anak pendiem+pinter+rajin beribadah. kayaknya anak yang berisik dimasukin di satu kelas deh, that is XI MIA 6.
yaudah sih, udah terlanjur -_- tapi justru temenku pada iri soalnya aku masuk di kelas XI MIA 6. soalnya anaknya lumayan seru. nggak ada potensi lo-lo-gue-gue nya. dan kelas kita berpotensi jadi kelas paling kompak. wkwk
udah gitu aja, nggak jelas.

Jumat, 11 Juli 2014

Buber X MIA 5

Diposting oleh Unknown di 23.02 0 komentar
Jum'at 11 Juli 2014, dalam rangka menyemarakkan bulan Ramadhan (cieh) sekaligus kenang-kenangan kumpul terakhir X MIA 5, kita ngadain buber di rumah Warda wkwk.
sebenernya ini pertama kalinya aku ikut buber diluar buber sekolah. secara dulu aku sekolahnya di Pandaan, nggak ada yang jemput, kalo mau nebeng, rumah temenku di Pandaan semua -_-
kembali ke topik buber.
rencana buber ini kita diskusikan setengah mateng (-_-) karena bertepatan juga dengan liburan sekolah. jadi bisa aja nggak semua rundingan. kita kan bisa ngomongnya cuman di grup kelas, berhubung temen kelasku banyak yang ngansos dan aku jadi Cinderella di rumah, jadi semua pada gaje semau sendiri. untunglah kita punya pak ketu yang sabar banget ngadepin kita yang otot-ototan semau sendiri, hehe. btw makasih pak ketu atas pengabdiannya wkwk.
jadilah, diputuskan kita bubernya di rumah temenku, Warda. pake katering, dan ngumpul jam 16.00.
dan emang dasar kitanya punya jam nggak pernah ditengok. jadi pada datang satu per satu dan nggak ada yang tepat waktu. tapi udah ngumpul aja Alhamdulillah banget. kita jarang punya waktu kumpul (cielah)
sebelum inti dari acara buber dimulai, that is makan-makan :p, kita foto-foto alay dulu karena belum maghrib. dan kita berfotonya luar biasa banget. mengerahkan seluruh tenaga yang tersisa dan mengerahkan suara termenggelegarnya. jadi, bisa bayangin kita lari-lari nggak jelas ngambil posisi paling keliatan di frame kamera dan teriak-teriak alay. bahkan kita cerita liburan aja pake teriak-teriak. benar benar luar biasa. saking luar biasanya sampe udara di dalem itu nggak bisa keganti. udah disana remang remang (bukan karena hal lain, tapi gara-gara lampu nggak dinyalain), temen-temen pada teriak ngeluarin residu pernapasan (gila ya, anak IPA sok intelektual banget :p), dan kita berkumpul di satu titik. jadinya kalo kelamaan jadi sesak napas nggak jelas gitu, hehe.
dan beruntunglah, adzan maghrib segera berkumandang. karena kalo nggak gitu, kita bakal terus foto-foto alay dan megap-megap karena nggak ada alasan untuk berhenti.
dan. kita. makan. dengan. sangat. lahap.
karena menu katering itu lebih baik dari ekspektasi kita tentang menu makan 20ribuan.
dan setelah itu kita sholat, dan pulang.
gila aja temen-temen sebagian besar udah pada pulang semua. meninggalkan sisa-sisa makanan dan tempat yang super berantakan. jadi kita yang nyisa ikhlas aja kerja bakti. dan emang bulan puasa itu pahala mengalir deras. buktinya, sehabis kita kerja bakti, kita dapet bungkusan makanan buber tadi yang masih nyisa banyak banget, hehe.
udah itu aja, soalnya nggak tau lagi mau cerita apa, hehe (:
dan buat x MIA 5, tetep kompak ya, guys. walau kita udah nggak sekelas lagi. tapi sumpah aku nggak rela pisah sama kalian yang super rame+alay+gila wkwk.
makasih ya udah stay insane tanpa sungkan-sungkan, dan tetep menjaga kekompakan walau udah jelas kita beda dan banyak gontok-gontokannya kalo lagi rundingan.
last but not too least, Thank's for an awesome year with you all. I love you all to the moon and back! (walau kalian ngeselin :p)

hugs and kisses.
Firdinny Nurun Hapsari yang paling cantik absen 12, hehe










take a look at our happy face. we'll miss it. someday (:

Kamis, 10 Juli 2014

oversleeping.

Diposting oleh Unknown di 00.30 0 komentar
di bulan Ramadhan kayak gini. pasti banyak banget yang take a nap berjam-jam dan bangun siang banget. excuse mereka sih, tidurnya orang puasa itu berpahala. tapi sebenernya bukan itu maksudnya. kalo dari sudut pandangku, maksudnya tuh, lebih baik tidur dan berdiam diri di bulan puasa daripada do an unimportant thing kayak ngomongin orang, dll.
oke, kembali ke oversleeping.
sebenernya aku mau nyeritain pengalaman 'ngebo' ku (yah, begitulah orang indonesia menyebutnya -_- dan ngebo yang ini bukan yang negatif.)
meski aku nggak setuju sama gagasan 'tidurnya orang puasa itu berpahala' tapi aku tetep aja sukaaa banget tidur. habis sholat subuh misalnya. udah nyari posisi pewe buat tidur. eh, bangun-bangun udah jam 11.30 aja. bahkan aku pernah bangun jam 13.00 aduh deh udah berasa mati suri.
udah gitu, tidur pagi itu belum cukup. kadang kalo lagi mager dan ngansos. aku tidur siangnya. pernah tidur kesorean, jadi bangun-bangun ayah-ibu-mbak-adek udah pada pegang piring semua -_-
tapi nggak gitu ceritanya kalo malem menjelang. kalo malem aku jadi keliatan kayak manusia sejuta acara, hehe.
kalo malem, aku berubah jadi makhluk nocturnal. nggak bisa tidur kalo nggak lebih jam 24.00 bahkan pernah sampe semua udah bangun sahur aku belum tidur. masih seger banget itu muka wkwk.
padahal ya, udah bolak balik turun naik tangga biar keringetan, capek terus tidur. eh, yang ada malah keringet aja. wajah masih seger. coba online, malah nggak ngerti itu timeline bahas apaan. gila ya jam segitu bule semua yang online. nggak ada yang berbahasa Indonesia (IYALAH!). nonton tv. acara tv cuma seputar obrolan malam+sinetron gajelas+film lama+acara kesurupan. nyoba baca novel, berharap tidur, malah nambah buku kedua. aelah-_-
jadi berkat oversleeping pagi dan siang (bahkan sampe sore) malamnya aku kelimpungan, haha.

Selasa, 08 Juli 2014

none for this~

Diposting oleh Unknown di 00.46 0 komentar
kenapa walau udah ngejauh-jauhin dan dijauh-jauhin masih aja, ekor mata kayak nggak rela ngelepas itu pemandangan. padahal kan, udah dibilangin, itu bukan PUNYA kamu. kamu nggak punya HAK buat ngelakuin itu. tapi udah dikasih tau dengan kerasnya. pake ngancem dalam hati lagi, tetep aja dilanggar. nggak tahan buat nggak ngelakuin. ASTAGAAAA..
astaga AKU KANGEN !
dear : makan siang di bulan puasa wkwk
(maaf lagi nggak jelas :p)
(nggak ada gambarnya ya, ntar dosa :p)

Minggu, 06 Juli 2014

Rekreasi bersama X MIA 5

Diposting oleh Unknown di 22.55 0 komentar
sebenernya udah lama mau ngepost nyeritain pengalaman rekreasi kelas. tapi waktu mau ngetik, blog lagi error jadi baru bisa post sekarang.
rekreasi kelas diadain tanggal 23 Juni 2014. tepat hari pertama kita libur sekolah, maklum ngebut mengejar waktu karena lagi dikejar kejar jadwal puasa Ramadhan yang udah ngintilin ohoho~
terus bisa dipastikan kalo kita pada ngaret (dan kali ini, bisnya ikutan ngaret) jadi deh kita berangkatnya nggak sesuai rencana.
terus gitu, jam 10 lebih banyak banget malem kita udah pulang
aku sekarang males cerita. waktu kemarin pingin cerita, blog lagi error, yaudah gini aja ceritanya. *apaan sih*
tapi, waktu blog lagi error, aku sempet nulis di tumblr. nggak banyak sih, dikit. (YAIYALAH!) tapi it worth to read, buat anak-anak MIA 5 (aku nggak yakin dibaca karena mereka semua nggak punya blog+tumblr segaul punyaku. akun mereka standart happy orang numpang gitu :p *belagu* *sombong* :p)
so, kalo mau baca, here's my note on tumblr (: hope you like it, fellas! (sekalian follow tumblrnya juga gapapa :p)

oh iya, karena yang di tumblr fotonya cuma satu. aku mau upload foto yang lainnya disini. ini aku dapet dari facebook temen-temenku, ngahaha :D

ini lagi foto alay di parkiran BNS karena loket belum buka u,u







ini yang temenku sebut keterbatasan tempat duduk (?)



Sabtu, 05 Juli 2014

Budaya Mengantre di Indonesia

Diposting oleh Unknown di 06.25 0 komentar
sebagai orang asli Indonesia, dari sekali liat sih, aku udah tau kalo orang Indonesia tuh, meski bisa dibilang pada sopan, rajin ngebantu orang lain, ramah-ramah, tapi kalo masalah antre-mengantre, orang Indonesia pasti udah nomor 1! ehm, dalam hal nyerobotnya -_-
pokoknya orang Indonesia pasti ketahuan karakternya dari cara dia ngantre. aku pernah punya pengalaman nggak ngenakin diserobot antrean.
jadi ceritanya, baru-baru ini aku ada rekreasi kelas ke BNS. dan waktu itu baru buka tapi bioskop 4D udah rame banget antriannya (gara-gara kita kesananya rame-rame -_-) otomatis kita antrenya mengular gitu. tapi eh, tiba-tiba dengan tanpa malunya ada ibu-ibu sama anaknya nyerobot aku sampe aku mentok di pager pembatas gitu. dan ibu sama anak nggak tau aturan itu berhasil nyerobot sampe depan temen didepanku (bingung? jadinya ibu itu jarak 1 orang sama aku) dan muka temenku di depan sampe temenku di belakang pada punya tatapan membunuh yang tajem gitu. aduh kalo tatapan kita semua itu pisau, udah tepar tercabik-cabik pasti itu ibu-ibu! *astaga*
dan lagi, antreanku itu masuk kloter 3, jadi kita antri (anak kelas) terbagi jadi 3 kloter dan aku yang paling terakhir. sambil nunggu yang dalem itu kita pada foto-foto sambil nyindirin itu ibu-ibu sama anaknya.
"eh, lama ya, kita antre kloter 3, yang lainnya udah pada masuk."
"gapapa deh, sekali-kali nunggu."
"iya, kita kan jujur antrenya, nggak nyerobot antrian."
begitu seterusnya dan seterusnya sampe tiba-tiba ibu itu udah jauh banget di depan. gila ya, pro banget kalo nyerobot antreannya!
tapi yang bikin kita puas adalah, waktu yang kloter 2 masuk ceritanya. eh, itu ibu sama anaknya ditahan di depan antrean karena orangnya sudah cukup.
kita dalam hati langsung berasa
"sukurin! dasar suka nyerobot!"
wkwk

Jumat, 04 Juli 2014

Cerpen : Elegi

Diposting oleh Unknown di 21.38 0 komentar
Aku tak sabar menanti hari keenam di bulan Januari. Ya, ada peristiwa sangat penting yang terbungkus dalam hari itu.
Empat puluh tujuh tahun yang lalu, tepatnya hari keenam di bulan Januari, ayahku terlahir didunia. Hihi, aku jadi tak sabar menghitung hari.
Semua orang, Ibu, Kakak, dan aku telah menyiapkan kado dan serangkaian kejutan untuk menyambut ayah pada hari itu. semua sangat menanti hari ini. Tak lain karena, ulang tahun ayah tak pernah dirayakan sekalipun sebelumnya. Padahal ia bekerja keras untuk kita semua sejak dulu. Sepantasnya ayah mendapat sedikit kebahagiaan di hari istimewanya.
“Bu, semua udah siap kan buat besok?” sembari bersantai aku menghampiri ibuku yang sedang memasak. Memastikan semuanya berjalan sesuai rencana.
“sudah tuh, bahan masakannya udah dimasukin ke kulkas. Kadonya juga udah rapi kan.” Ibuku melanjutkan masakanya. “La, tolong ambilkan piring di rak.”
Jadi, topik hari ini yang terus menerus dibicarakan ibu dan kakakku adalah rencana kejutan ulangtahun Ayah. Seperti tiada habisnya. Hah, aku jadi tak sabar melihat respon ayah ketika mendapat kejutan ini.
Dan, hari ini, tertanggal 6 Januari 2014, hari yang kami semua nantikan. Seperti biasa, ayah berangkat kerja sambil mengantarku dan kakak ke sekolah. Ibu tetap tinggal di rumah. Selama perjalanan ke sekolah, aku dn kakakku tak henti-hentinya menahan senyum berlebihan kami.
“kenapa kalian senyum-senyum terus begitu?” tanya ayah dari balik kemudi. Aku dan kakakku diam sejenak.
“ah ayah, ini sih urusan anak muda.” Kami lalu tertawa kecil. Ayah hanya memperhatikan dengan aneh. Bingung akan tingkah kami.
Ah, ayah. Dia tak menyangka apa yang akan menimpanya hari ini.
***
“Ibu, sudah masak sayur sop?” Ibu hanya mengangguk lucu.
Dengan tergesa aku berlarian ke dapur dan memastikan semuanya siap. Mengecek makanan yang telah dimasak oleh ibu (kesemuanya adalah masakan favorit ayah), menata ruangan. Menyiapkan kado-kado.
Ayah akan pulang jam 04.00 seperti biasa. Tapi waktu serasa lebih lama dari biasanya. Aku telah bersiap dan wangi. Begitu juga ibu dan kakak. Kami memakai baju terbaik kami dan duduk di sofa ruang tamu dengan manisnya menunggu kepulangan ayah.
Jam dinding telah menunjuk angka 04.00 dengan angkuhnya. Tetapi deru mobil ayah tak kedengaran. Kami masih menanti di ruang tamu. Mungkin ayah terjebak macet.
Menit demi menit telah berjalan. Tapi tanda-tanda kepulangan ayah tak tampak sama sekali. Ibu sangat khawatir sekali. Terlebih waktu telah menunjukkan pukul 05.45 dan kami sudah bosan duduk dengan manis di sofa.
Apakah ayah pulang larut malam hari ini?
Sekarang, matahari telah berpaling. Senja. Ibu bertambah khawatir. Berulangkali beliau menelfon ayah tapi selalu tak ada hasil. Barangkali ayah sedang dalam perjalanan, jadi tak mendengar dering telepon, pikirku positif.
Sekian lama, ayah seperti menghilang. Aku dan kakakku sudah tak tahan duduk di sofa. Kami semua berjalan mondar-mandir sepanjang ruangan. Memikirkan alasan logis kenapa ayah tidak pulang tepat waktu malam ini.
Selama kami mondar-mandir, tiba-tiba pintu diketuk. Itu pasti ayah!
Kami semua seketika gembira. Ibu lalu bersiap-siap membuka pintu sementara aku dan kakakku menyanyikan lagu ulangtahun.
CKLEK! Seketika lagu ulangtahun mengalir riang dari bibirku dan kakakku. Dan ketika aku membuka mataku, yang kulihat bukan sosok ayah. Lagu ulangtahun yang kami nyanyikan seketika lenyap.
Di depan kami bukanlah ayah. Dia lelaki berseragam polisi. Ada apa seorang polisi ke rumahku?
“ini benar rumah Bapak Santoso?” tanya polisi itu ramah. Tapi jelas, dari nada suaranya polisi itu sangat letih.
“iya, saya istrinya.” Ibuku angkat bicara. Aku dan kakakku hanya terdiam.
“ibu, saya ingin memberitahu perihal penting tentang Bapak Santoso.” Polisi itu kelihatan sedikit gelisah.
“iya?” kami bertiga menyahut serempak dengan muka bertambah bingung.
“Bapak Santoso mengalami kecelakaan di tol. Dan meninggal dunia. Jenazahnya masih di RSU. Mohon kalian semua ikut kami.”
Seketika kami semua tercekat dan lemas. Ibuku tak sadarkan diri. Kami semua kebingungan.
Oh, ayah. Inikah yang terjadi padamu hari ini...                 

*The End*

By : Firdinny Nurun Hapsari

Cerpen : Arial = Menunggu

Diposting oleh Unknown di 21.25 0 komentar
(ini aku bikin cerpen ini waktu ada event lomba cerpen online gitudeh, cuman disuruh 2 lembar, dan bertema LDR. karena aku nggak tau apa itu LDR, jadi bikinnya ngasal, jelek, nggak ketata, dan nggak menang -_-)
Namaku Azura. Kata Ibuku, Azura berarti langit biru. Bagus kan? Tapi sebagian besar  teman mengejekku. Kata mereka, nama itu tak pantas kusandang. Mereka berpikiran, aku terlalu cerewet untuk diibaratkan sebagai langit biru yang tenang. Sial.
            Hidupku? Jangan tanya. Hidupku sama dengan gadis remaja 15 tahun kebanyakan. Nilai standart, orangtua yang terkadang cerewet menuntut ini dan itu, pekerjaan rumah yang jarang sekali selesai, dan dikelilingi teman-teman yang luar biasa : luar biasa hebohnya, dan yang lebih penting lagi, aku cewek normal. Eh, ralat : aku punya cowok, hihi :D
            Oke, kalian memang kepo. Aku kasih tahu ya, dia itu berbeda 180° denganku. Dia keren, rajin, dikenal banyak guru, dan lebih suka nongkrong di perpus daripada kantin. (baca : belajar). Oke, ini bagian terpenting, namanya Arial.
***
            Bel sekolah sudah sedari tadi berteriak-teriak menuntut murid yang terlambat datang untuk segera berlari. Beruntung aku sampai di kelas lebih dulu daripada bunyi bel. Dengan jantung terpacu akibat lari dari gerbang menuju kelas, tentunya.
            Selesai meletakkan tasku sembarangan, aku menghampiri bangku temanku. Arial tak kelihatan. Dari beberapa minggu yang lalu ia sibuk mengurus program pertukaran pelajar yang diikutnya. Dan aku kesepian.
            “maaf bu, saya terlambat. Baru saja menyelesaikan urusan di ruang guru.” Sebentuk suara sarat kesopanan menyusup ketika guru kami baru akan mengakhiri pelajaran kimia.
            Itu Arial. Setelah Bu Asti, guru kimia kami, menyilahkannya untuk duduk, dia langsung mengambil tempat di sebelahku. Tempat ia biasa duduk.
            “eh, gimana?” bisikku ketika dia baru saja duduk. Dia hanya menjawab dengan kode tangan ‘ok’. Dan setelahnya, pelajaran matematika berjalan membosankan seperti biasa.
            Hari berlari tanpa pernah aku sadari. Tahu-tahu, waktu membawaku pada hari Senin, 12 Mei 2014. Hari yang sangat terik untuk upacara bendera.
            Berlama-lama kami berdiri guna menghormati jasa para pahlawan, terkadang kami tertunduk ketika doa dibacakan dan lagu ‘Mengheningkan Cipta’ didengungkan, dan sebentar-sebentar kami tersenyum miris ketika Pembina upacara, yang saat itu Kepala Sekolah kami, mengingatkan kami akan betapa susah diaturnya remaja saat ini.
            Seperti biasa, kami tidak pernah sekalipun masuk tepat setelah upacara selesai. Selalu ada saja perihal yang perlu diumumkan. Seperti halnya saat ini.
            Guru Kesiswaan kami, tiba-tiba mengambil mic dan mengumumkan daftar siswa yang lolos program pertukaran pelajar dan akan diberangkatkan menuju Eropa selama setahun penuh.
            Dalam hiruk pikuk keramaian siswa yang bersorak-sorak, aku mendengar nama Arial disebut. Tanpa kusadari, Arial sudah maju ke tengah lapangan bersama siswa yang lolos program pertukaran pelajar lainnya. Aku tak percaya.
            Tepat ketika jam istirahat baru saja berdering, Arial mengajakku ke taman belakang. Membicarakan sesuatu, katanya. Aku menurut saja.
            “Ra, kamu denger pengumuman sehabis upacara, kan?” Aku hanya mengangguk.
            “kamu tahu kan itu artinya apaan?” dengan berat hari, aku kembali mengangguk. Tak tahu harus berkata apa. Tak tahu juga harus senang atau sedih.
            “tapi aku nggak mau, yal.” Ujarku lirih dan tiba-tiba. Aku sendiri kaget aku bisa berkata seperti itu. Bahkan Arial belum mengutarakan maksudnya mengajakku bicara.
            “aku nggak ngajakin putus. Aku cuma ingin, kamu menunggu.” Aku terdiam. Mencoba meresapi kata-kata Arial yang menurutku, susah dicerna oleh gadis ber-IQ rendah sepertiku.
            “kita tetep pacaran kok, Ra. Tetap seperti yang sudah-sudah. Nggak jauh berbeda. Cuma bedanya, kita nggak bisa saling bertemu. Itu aja. Asal kamu tahu aja, Ra, jarak bukan penghalang. Jarak itu bisa jadi salah satu bukti kesetian.” Dengan panjang lebar, Arial menjelaskan padaku, seperti diawal penbicaraan tadi, aku masih tak tahu harus sedih atau gembira mendengar berita ini.
            Tapi aku kembali berpikir, ada kebenaran ditiap kalimat yang dilontarkan Arial. “Iya, aku bakalan menunggu kamu kok. Seperti kata kamu, nothing’s change.”
            Seketika senyum dibibir Arial. Aku juga ikut tersenyum. Pembicaraan kita berlari dari topik sebelumnya menjadi topik yang lebih menyenangkan seperti kelakuan-kelakuan teman sekelas kita yang aneh ketika pelajaran dimulai dan lain sebagainya.

            Dan tanpa terasa, bel tanda istirahat berakhir berbunyi. Kami berjalan beriringan menuju kelas. Dalam perjalanan singkat itu, aku kembali merenungi kata-kata Arial. Arial benar, tak ada yang ditakutkan dari sebuah long distance relationship. Selama kita bisa menjaga kepercayaan masing-masing, tak ada yang berubah. Aku tetap mencintainya, dia tetap mencintaiku. Dan setahun tak bertemu tak akan benar-benar memisakhan kita. Kini aku yakin itu. it don’t scares me anymore.

By : Firdinny Nurun Hapsari

Cerpen : Tembak Dia

Diposting oleh Unknown di 20.55 0 komentar
(ini aku tulis karena waktu itu aku lagi mager dan ansos banget. jadi maaf kalo agak yah, geje.)

Sudah beberapa bulan terakhir ini Riris selalu bercerita tentang kakak kelas yang jadi gebetannya itu. aku bahkan bingung kenapa harus kakak kelas itu yang ditaksir Riris. Bukan apa-apa ya, kalau kamu tahu kakak kelas itu seperti apa, kamu juga bisa mati berdiri dibuatnya!
Oke, oke, aku ceritakan. Namanya Raka. Ia tak pernah mendapat predikat baik dari semua guru. Namanya sudah berjejalan di ‘buku hitam’ Bu Sistin, guru BK kami. Namanya berada di urutan paling bawah ketika kenaikan kelas (itupun seharusnya ia tak naik). Paling jago dalam hal adu tawuran dengan sekolah lain. Bahkan, ia pernah diciduk polisi gara-gara terlibat tawuran dengan sekolah sebelah.
Intinya, Raka nggak bisa dibanggakan. Nggak bisa jadi patokan cowok idaman!
“Nis, Nis. Itu Raka lagi main basket. cool deh!” ya, kami sedang duduk di bangku kantin paling ujung untuk melihat gerak-gerik Raka yang menyebalkan itu. Riris yang memaksaku. Bahkan, ia sampai mentraktirku makan siang ‘hanya’ supaya aku menemaninya. Demi. Melihat. Raka.
“Ris, kenapa sih kamu harus suka sama seorang Raka. Kenapa nggak coba suka sama orang lain aja, kenapa harus Raka, Raka itu nggak ada apa-apanya kali, Ris.”
Riris seketika kaget dengan omonganku. Dia lalu menatapku seperti aku adalah spesies langka yang baru ditemuinya siang ini.
Hello, Nisa sayang, kalo aku suka Raka. So what gitu?” aduh, Riris tidak menangkap semua tanda yang tersirat dari omonganku ternyata.
“Ya, salah banget itu. jelas-jelas nggak ada yang dibanggain dari Raka.”
“oke, Nis, sepertinya kamu perlu memahami sesuatu deh, kalo suka, kan nggak butuh alasan. Ya aku suka aja gitu sama Raka.” Kata Riris sambil menyesap es jeruknya. Santai. Seperti ia tak melakukan hal yang berdampak besar sama sekali.
Oke, aku menyerah dengan Riris. Suka-suka dialah.
***
Pagi yang cerah seperti biasa. 06.50. aku baru saja meletakkan tasku dimeja setelah aku mendengar teriakan khas Riris. Sepertinya pertanda buruk.
“Nisaaaa. Tau nggak, seminggu lagi Raka ulang tahun!”
“enggak.”
“ih, Nisa kok gitu ..”
“lah, emang aku nggak tau.” Potongku cepat.
“pokoknya kamu harus temenin aku cari kado sepulang sekolah.” Dengan manja, Riris menggelayut di lenganku. Oke, jika kamu melihatnya, tolong jangan berpikir macam-macam tentang kita. Aku dan Riris bukan pasangan lesbian. Dibilang lesbian saja sudah menyakitkan, apalagi dengan Riris yang centil ini!
“nggak bisa, kakak aku mau lahiran nih, jadi aku pulang sekolah ke rumah sakit.” Oke aku tahu ini ngarang banget.
“sejak kapan kamu punya kakak?” Riris yang pintar-pintar-bodoh ini pun jadi curiga.
“kakak sepupu, Ris.”
“alah, nggak peduli. Pokoknya kamu harus mementingkan kepentinganku. Titik!” dengan egoisnya Riris meninggalkanku sebelum aku sempat mencerna habis kata-katanya. Dasar centil!
Walaupun aku izin sebentar untuk mengikuti ekskul. Riris tetap menungguku. Keinginannya sudah tak bisa dibelokkan lagi. Dan lebih pentingnya lagi, kecintaanya pada Raka sudah sampai stadium empat. Parah.
“Ris, emang Raka suka apa?” tanyaku sembari masuk ke sebuah outlet yang dengan pedenya ditunjuk Riris.
“Raka tiap jum’at sama minggu main futsal. Jadi tentunya dia suka bola dong, makanya ini aku mau ngadoin jersey tim bola favoritnya.”
“emang kamu tau cara ngasih kadonya?” tanyaku yang sedang membenamkan diri kedalam lautan jersey.
“nggak tau.” Jawab Riris polos. “ah, itu mah pikir belakangan.” Sahut Riris yang seketika kembali ceria. Riris memang aneh.
Selesai memilih kado, yaitu jersey merah tim bola favorit Raka, aku langsung kembali ke rumah. Tapi kali ini, Riris mengikuti.
Ya, dengan santainya ia menjadikan kamarku sebagai markas untuk menjalankan misinya. Ia membungkus kado di kamarku. Mengobrak-abrik seluruh barangku yang susah-susah kususun. Dan yang paling menyebalkan, ia menjarah jatah makanku. Oh tidak, hentikan semua kegilaan ini!
“Nis, liat deh. Rapi ya ngebungkusnya, sepenuh hati, nih!” kata Riris manja sembari memamerkan kotak kado tepat di depan mukaku.
“kok hijau sih, jelek tau. Bagusan juga biru.” Kataku tak peduli. Aku harus kembali menyusun barangku yang sedari tadi diobrak-abrik Riris dengan riangnya.
“yaelah, Nis, Raka sukanya hijau lagi.”
Aku lalu terdiam. Begitu besar perasaan Riris kepada Raka. Tapi mirisnya, Raka tak pernah tahu. Semua usaha Riris begitu sia-sia. Kasihan dia, meskipun dia centil dan cerewet, tapi dia sahabatku. Aku harus melakukan sesuatu, pikirku dalam diam.
“Nisa, bantuin aku, ya.” Riris ceria saja mengatakan hal itu setelah ia berhasil duduk dibangku sebelahku. Aku hanya mengangguk.
Hari ini. Riris. Akan. Memberi. Raka. Kado.
Yah, tidak memberi dalam artian nyata. Kami cukup meletakkan kadonya diloker Raka yang tak pernah terkunci.
Siang ini, Saat bel istirahat baru saja berbunyi, aku dan Riris bergegas ke deret loker kelas tiga. Riris terlihat gugup sekali.
“Ris, kamu aja yang masukin. Aku lihat-lihat keadaan. Barangkali ada yang lewat.” Riris menyanggupi dalam diam.
Jadi, disinilah kami. Dua anak cewek kelas satu diantara deret loker kelas tiga. Satu cewek memasukkan sesuatu ke dalam loker dengan penuh ketegangan. Satunya lagi menyender di loker paling ujung dengan wajah penuh curiga.
Kado selesai diletakkan dengan rapi. Ekspresi Riris jadi tegang-tegang-riang. Dengan santainya dia menggandengku menuju kantin dan menraktirku makan siang, lagi.
Sepulang sekolah, aku menjalankan misi muliaku. Diam-diam kuikuti Raka yang setiap hari pulang berjalan kaki. Sebisa mungkin aku menjaga jarak darinya. Aku tau Raka punya insting yang baik.
Jalan menuju rumahnya berkelok-kelok. Aku tetap jauh dibelakangnya, dan Raka tetap berjalan santai di depan. Aku yakin dia tidak tahu keberadaanku.
Semakin lama, semakin banyak belokan dan tikungan yang dilewati. Aku sampai berfikir bahwa aku tersesat. Tapi aku masih bisa melihat Raka di depan sana. Jadi aku percaya saja dan tetap berjalan.
BRUK!
Aku ketahuan! Perasaan Raka masih jauh di depanku. Tahu-tahu aku berjalan dan menabraknya. Dengan posisi saling berhadapan! Sial, Raka tahu!
“kamu, anak kecil, ngapain ikutin aku?” sambil terus menatapi muka gelisahku, Raka menghardikku pelan.
“eh, gini kak, kakak tau aku kan?”
“iya. Anak kelas satu kan?” oke, sekarang aku merasa ketakutan setengah hidup! “terus ngapain ngikutin?”
“eh, anu, itu kak, tau temen aku namanya Riris?”
Raka terdiam sejenak. Seperti menimbang sesuatu dalam angan.
“anak kelas sepuluh juga kan?”
“iya. Yang selalu bareng sama aku,”
“iya, tau. Kenapa, emang dia nyuruh kamu ngebuntutin kakak kelasnya, nggak sopan banget.” Belum-belum Raka sudah memberi penilaian buruk terhadap Riris.
“bukan.”
“terus?”
“kak, masa kakak nggak sadar sih, selama ini Riris pingin ditembak sama kakak.” Satu.. dua.. tiga..
“terus?” tak kusangka hanya itu respon dari Raka.
“ya, aku mohon dengan sangat kakak tembak dia. Riris udah nggak sabar menerima itu semua. Riris udah lama menunggu kapan waktu itu bakal datang.”
“yakin ini saat yang tepat?” aku sungguh tak menyangka ternyata Raka cukup kooperatif dan mengerti perasaan perempuan. Aku tak memperkirakan kemungkinan ini sebelumnya.
“aku yakin seratus persen, kak.” Jawabku mantap.
Lalu dia berjalan meninggalkanku. Cuek. Tapi tak apa, misiku telah terlaksana dengan sangat sempurna! Akupun kembali.
“eh tunggu, dari mana kamu tau kalo aku punya senjata itu?”
Aku seketika berbalik. “maksud kakak?”
Raka langsung terdiam. “lupakan.” Dan dia berjalan pulang. Tak jadi mengutarakan sesuatu.
***
Hari ini, senin ke tujuh bulan april yang hangat. Akan ada peristiwa paling penting yang akan kuingat sepanjang masa.
Raka. Akan. Menembak. Riris.
Hihihi, aku tak sabar melihat peristiwa penting itu. aku tak menyangka pengorbanan Riris yang begitu besar akan dibalas setimpal. Aku jadi ikut bahagia.
Hari ini, tentu saja upacara bendera. Aku yakin, Raka akan menembak Riris begitu upacara selesai. Aku tahu seberapa gentle Raka. Menembak cewek dihadapan guru paling killer sekalipun dia berani.
Upacara di sudah setengah jalan. Tapi sial, pandanganku berkunang-kunang. Ini kan hari penting. Kenapa aku bisa sakit seperti ini? Tiba-tiba seluruh pandanganku menghitam.
DOR!
Seketika aku terbangun oleh suara tembakan yang cukup keras. Aku sedang terbangun di UKS. Aku ingat aku meninggalkan sarapan tadi pagi.
Aku jadi penasaran apakah Raka sudah menembak Riris? Aku jadi penasaran bagaimana detailnya.
Tiba-tiba pintu UKS dibuka dengan tergesa. Segerombol petugas jaga UKS bermuka panik masuk dan menggotong seorang gadis. Gadis itu lalu dibaringkan disebelahku.
Begitu kuamati wajahnya, itu Riris! Yang lebih mengejutkan, seragam putihnya penuh noda darah. Dengan spontan aku berjingkat. Kenapa?
“Riris, Riris, kenapa bisa kayak gini?” sambil menahan tangis di pelupuk, aku mencoba memeluknya.
“Raka akhirnya nembak aku, Nis” ujarnya susah payah. Aku lihat senyum kecut menghiasi wajahnya yang berpeluh.
Aku lalu diam. Tak mengerti jalan cerita kesemuanya.
“tapi Raka bukan nembak ngutarain cinta, tapi dia nembak pake shoutgun.”
Mata Riris seketika terpejam. Dengan tergopoh-gopoh, guru-guru menggotong tubuhnya untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. Semua panik.
Aku hanya terdiam di UKS. Aku menangis. Kenapa semua jadi salah seperti ini?
RAKAA BODOOOOOOH!
*The End*


 by : Firdinny Nurun Hapsari 

Minggu, 29 Juni 2014

Tarawih tahun ini.

Diposting oleh Unknown di 08.00 0 komentar
sama kayak tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan tahun ini aku tarawih di Masjid Manarul yang kalo boleh cerita disini, banyak kenangan lucunya. soalnya aku tarawih disana udah dari SD dan sekarang aku udah SMA. (lama banget, kan?)
dulu waktu aku tarawih jaman peralihan SD-SMP gitu, (apaan coba) saking konsistennya aku tarawih disana, sampe bikin geng main gitu disana wkwk. aku kenal mereka ya gara-gara tarawih di manarul gitu (dan aku yang paling tua) disana kegiatannya beeeh, jadi kayak arisan, rutin.
kalo sehabis sholat isya' itu kan ada ceramah, jadi kita turun ke tangga yang menuju tempat wudhu. kita dulu main-main 'seluncuran tangga' iya, jadi kita duduk di puncak tangga (tangganya landai dan rada licin) terus meluncur sampe bawah. seru banget karena itu tangga, bukan seluncuran asli. kadang-kadang malah kita balapan. dan saking mainstreamnya itu permainan, anak-anak lain pada niruin sampe tangga itu pada rame, wkwk.
dan, wajar dong, kalo waktu dulu kayaknya sholat tarawih berasa lamaaaa banget. jadi waktu witir, aku sama yang lain pada beresin mukena dan turun ke bawah lewat jalan lain. jalan bawah ke shaf cowok yang pintunya ditutup (jadi kita lewat kolongnya wkwk :p)
dan yang paling bisa dilihat dari suasana puasa adalah, anak-anak yang kumpul di depan imam buat minta tanda tangan. aku dulu malu banget kalo minta tanda tangan, jadi kalo sekalinya minta, imamnya aku suruh nanda tanganin hari sebelumnya yang kosong. atau kalo nggak minta sama sekali, aku minta orang lain buat nanda tanganin wkwk bener curang banget aku dulu.
yang paling seru itu waktu minggu-minggu terakhir puasa. kita main main (kadang kejar-kejaran sambil diem :p) diantara kasur-kasur dan jemuran orang yang lagi i'tikaf. pernah anak yang biasa main sama aku, kepeleset gara" jemuran (jadi lantainya basah) waktu main kejar-kejaran. jadi selama khotib lagi ceramah itu dia duduk di tangga gara-gara badan sakit semua akibat gaya meluncurnya yang luar biasa itu :p sambil nungguin mukenanya dijemur di pager karena basah semua wkwk :p
dan sekarang, tarawih tahun ini. setelah sholat isya' tetep duduk manis di tempat nggak kemana-mana lagi. seleksi alam. secara tempatku itu shaf pertama dan tepat dibawah kipas angin. nggak rela banget kalo ditempatin orang lain wkwk. selain itu, aku juga udah gede. malu kali kalo tiba-tiba main 'seluncuran tangga' lagi :p
dan yang paling bikin amaze, dulu aku sholat 11 rakaat disana berasa lamaaa banget (soalnya surat yang dibaca bukan surat pendek lagi, tapi surat panjaaaaang!) tapi sekarang berasa sebentar wkwk :p
udah gitu aja. lupa mau cerita apa lagian :)
itu cerita tarawihku, mana cerita tarawihmu?

Kamis, 19 Juni 2014

XS VEKTOR

Diposting oleh Unknown di 05.15 0 komentar
pertama masuk kelas ini, biasa aja. gak menarik. kelasnya biasa aja, begitu juga sama anak-anaknya. bahkan, awalnya aku lihat mereka, (maaf banget, I was wrong!) they more like peasant. dan aku sama temen sebangkuku (yang untungnya dari SMP yang sama) ngomongin mereka dari belakang. (secara teknis emang bener, kita duduknya di belakang -_-) aku inget banget waktu itu ngomongin temenku yang masih pake seragam SMP yang bolong terus dijahit mengerucut gitu (haha itu sampe sekarang masih lucu kalo diinget-inget) dan temenku lagi satu yang ngirain screen-nya LCD proyektor itu lampu neon :v
dan aku inget banget, pertama kali berbaur sama mereka itu, waktu guru BTQ-ku minta kita buat ngerangkum adab menulis dan membaca al-quran. OMG HELLO! (maaf lagi pingin alay sinetron dikit :p) itu pelajaran pertama kita, pita nggak punya pencerah apapun, kita belum daftar wi-fi sekolah, dan udah, ditinggal aja sama gurunya. kebayang bagaimana kelimpungannya kita? (in fact, aku nyantai banget) dan tiba-tiba tadaaa! temen *ehm* (kita beum kenal) di depanku nemuin buku BTQ kelas 10 di lokernya. jadi, kita pada ngerubung satu meja buat ngerangkum. dan hebatnya, kita ngerangum itu without any conversation! padahal kita saking deket duduknya tuh jadi kayak rendengan. dan dari sana, aku udah mulai bisa senyum-senyumin mereka. secara habis dipinjemin buku gitu, hehe.
dan acara kedua yang ngebuat kita tambah akrab yaitu, buka bersama. yaps, awalnya aku nggak amu ikut. secara, selama 3 tahun aku ada acara bukber nggak pernah diantar-jemput, jadi aku nggak ikut. tapi gara-gara rumahku deket sama sekolahanku yang sekarang, jadi aku ikut aja. (meskipun itu dengan sedikit paksaan :p) dan ajaibnya waktu buber itu, kita foto-foto narsis bareng, lupa kalo kita sebenernya belum pada kenal. pokoknya waktu itu kita cair banget. dan aku waktu itu sempet seneng soalnya aku ikutan, hehe (oke, ini nggak penting)
dan setelah bulan puasa berakhir, kita punya acara bareng-bareng di sekolah lagi wich is independence's day party! yuhuuu~ but, I can't feel it. gimana enggak yang lainnya pada nyiapin segala sesuatu buat lomba-lombanya, sementara aku harus ikut latihan buat LBB kecamatan seminggu penuh. argh! dan kalo nggak salah, semingguan itu juga kita, X MIA 5, kedatangan dua makhluk IBB 2 tak diundang yang merusak tatanan absensi kelas. gimana enggak, sebelumnya aku absen 10 terus berubah jadi 12! (maaf, itu presepsiku dulu). but it's okay, nggak mungkin kan ngusir mereka? :p back to the topic, dan meskipun lomba 17-an nggak pake campur tanganku, (narsis) tapi tetep we had sooo much fun. terutama waktu YAMAHA datang buat ngadain acara tepat tanggal 17 Agustus. It was amazing :D
dan setelah itu, makin banyak acara-acara sekolah yang ngebuat kelas kita tambah kompak. yang paling aku inget itu, Social Skill Training ke Desa Kedungudi, Trawas. disana kita kayak home living gitu dad mean, kita tinggal di rumah-rumah penduduk dan ikut kerja bareng mereka. disana kita (lebih ke aku sih) masih newbie banget hal-hal kayak gitu (baca : bangun pagi dihari libur, masak buat sarapan, dll) dan yang paling parah, disana aku ngomong pake bahasa indonesia sementara yang lain ngomong jawa dengan lancarnya. (oke, ini curhat) disana kita, kelas X MIA 5 ditempatin di satu RT yaitu RT 7 (walaupun ada satu kelompok yang melenceng) tercinta yang panjang dan penuh tanjakan :* dan yang aku seneng, auk dan 4 temenku ditempatkan di rumah Bapak Abdul Rokin dan Ibu Tin (syalala~) yang strategis abis. di depan masjid, dan di samping rumah Pak RT. (oke ini curhat lagi) disana kita kompak banget, tiap keluar pake jaket kelas yang kita dapat penuh perjuangan (ada cerita di balik jaket kebanggan kita itu)
dan kayaknya udah cukup cerita tentang acara-acara berkesan buat kelas X MIA 5. sebenernya banyak sih, tapi kalo diceritain semuanya bakal nyaingain Harry Potter dan aku nggak siap terkenal sedini ini wkwk :p
dan dari pengalaman-pengalama itu juga aku nyadar, we're strong. sebenernya aku pingin ngomong hal-hal hebat lain tentang kelasku ini. tapi entah kenapa, kalo lagi nyeritain itu terkadang suka speechless sendiri. yang jelas kita kompak banget, luad-dalam. I know, banyak yang (mungkin) bakal bilang kalo aku melebih-lebihkan. tapi, trust me, emang begitu kenyataannya. you can feel it if you were a part of us, X MIA 5. walau emang kita kompaknya sering keterlaluan seperti :
"eh, tugas yang ini puara-pura lupa aja ya kalo ditagih!"
"oke"
"sip"
"setuju"
dan sebagainya :p
walau buatku mereka itu kalo lagi bercanda luar biasa, tapi kita kompaknya luar biasa juga. nggak ada yang lo-lo, gue-gue. yang ada, lo-gue, gue-gue haha, (enggaklah) :p
oke sebenernya aku mau ngepost sesuatu yang memorable tapi jadinya alay kayak gini. yaudahlah-_-
tapi, aku masih sempat ngepost di akun tumblr-ku tinggal klik di sini ya :D
thank's xoxo!
 

Firdinny Hapsari Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos